Sabtu, 20 September 2014

senyawa kompleks



Senyawa Kompleks
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat berupa logam transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat anion atau molekul netral yang disebut ligan (ligands) dengan ikatan koordinasi. Warna nyala yang dimiliki pada setiap senyawa kompleks mempunyai warna nyala yang berbeda. senyawa kompleks memiliki 2 ikatan valensi, yaitu valensi primer dan valensi sekunder, valensi sekunder memengaruhi bentuk geometri sneyawa kompleks. Reaksi pembentukan senyawa kompleks merupakan reaksi Asam Basa lewis, dengan logam sebagai asam dan ligan sebagai basanya.
Agar senyawa kompleks dapat bermuatan netral, maka ion kompleks dari senyawa tersebut, akan bergabung dengan ion lain yang disebut counter ion. Jika ion kompleks bermu-atan positif, maka counter ion pasti akan bermuatan negative dan sebaliknya.
1. Ion Kompleks
Ion kompleks dideskripsikan sebagai ion logam dan beberapa jenis ligan yang terikat olehnya. Struktur dari ion kompleks tergantung dari 3 karakteristik, yaitu bilangan koordinasi, geometri dan banyaknya atom penyumbang setiap ligan:
a.      Bilangan Koordinasi
Bilangan koordinasi adalah jumlah dari ligan-ligan yang terikat langsung oleh atom pusat. Bilangan koordinasi dari Co3+ dalam senyawa [Co(NH3)6]3+ adalah 6, karena enam atom ligan (N dari NH3) terikat oleh atom pusat yaitu Co3+. Umumnya, bilangan koordinasi yang paling sering muncul adalah 6, tetapi terkadang bilangan koordinasi 2 dan 4 juga dapat muncul dan tidak me-nutup kemungkinan bilangan yang lebih besar pun bisa muncul.
b. Geometri
Bentuk (geometri) dari ion kompleks tergantung pada bilangan koordinasi dan ion logam itu sendiri. Tabel 23.6 memperlihatkan bahwa geometri ion kompleks tergantung pada bilangan koordinasinya 2, 4, dan 6, dengan be-berapa contohnya. Sebuah ion kom-pleks yang mana ion logamnya mem-iliki bilangan koordinasi 2, seperti [Ag(NH3)2]+, memiliki bentuk yang linier.
c. Atom Pusat
Tidak semua logam membentuk senyawa kompleks. hanya logam-logam yang memiliki orbital kosong untuk menampung donor dari ligan.
Atom Pusat : atom yang menyediakan tempat bagi elektron yang didonorkan. Biasanya berupa ion logam, terutama logam golongan transisi (Fe2+, Fe3+, Cu2+, Co3+) yang memiliki orbital (d) yang kosong.
d. Ligan
Ligan adalah molekul/ion yang mengelilingi logam dalam ion kompleks. harus memiliki PEB. interaksi antar atom logam dan ligan dapat dibayangkan bagaikan reaksi asam basa-lewis.

Tata nama senyawa kompleks dikembangkan karena banyaknya jenis senyawa kompleks yang bermunculan akhir-akhir ini oleh beberapa penelitian. Dahulu penamaan senyawa kompleks didasarkan pada warna yang bersangkutan. Namun sekarang ada standarisasi penamaan senyawa kompleks oleh IUPAC.
1.      Menurut IUPAC untuk senyawa kompleks sederhana mengadopsi sistem penamaan Stock dan Ewens-Basset.
ion senyawa kompleks
Cr(NH3)63+ diberi nama ion heksaaminakromium(III) atau ion heksaaminakromium(3+)
Aturan tata nama senyawa kompleks:
  1. Jika senyawa kompleks bersifat molekuler atau netral, namanya ditulis hanya satu kata saja. Jika bersifat ionik, maka nama kation dipisahkan dan dituliskan lebih dulu kemudian diikuti nama anionnya seperti tata nama garam biasa.
  2. Nama ligan ditulis lebih dulu dan selanjutnya diikuti nama atom pusatnya. Untuk menyatakan banyaknya ligan dipakai awalan di, tri, tetra, penta, dan heksa. Untuk ligan yang kompleks (biasanya ligan organik) memakai awalan bis, tris, tetrakis, pentakis, dan heksakis.
  3. Jika ligan lebih dari satu macam, biasanya ditulis berdasarkan urutan alfabetik nama ligan, tidak termasuk awalannya.
  4. Ligan negatif mendapatkan akhiran "o" bagi nama kelompok aslinya yang berakhiran "at" maupun "it" dan akhiran "o (ido)" sebagai ganti akhiran "a (ida)" dari nama asli kelompoknya, sedangkan ligan netral sesuai nama molekulnya kecuali ligan-ligan khusus seperti H2O = aqua, NH3 = amina, CO = karbonil, NO = nitrosil.
  5. Nama atom pusat selalu diikuti langsung tanpa spasi dengan:
v  tingkat oksidasi yang ditulis dengan angka romawi di dalam tanda kurung kecil ()
v  muatan ion kompleks yang bersangkutan yang ditulis dengan angka arab yang diikuti tanda plus atau minus di dalam tanda kurung kecil ()
v  tingkat oksidasi (a) atau muatan ion (b) tidak perlu dituliskan jika penamaan menerapkan sistem stoikiometrik.
  1. Jika ion kompleks berupa anion, nama atom pusat diambil dari nama latinnya dengan akhiran "at" sebagai tambahan atau pengganti akhiran "um" atau "ium". Tetapi jika ion kompleks berupa kation atau kompleks netral, nama atom pusat sama dengan nama unsurnya.
  2. Alternatif lain adalah dengan menyebutkan proporsi stoikiometri entitas ion yang bersangkutan sebagai awalan pada kedua ionnya.
     2.  Teori Koordinasi Werner
  1. Sebuah ion memiliki 2 jenis valensi, yaitu valensi primer dan valensi sekunder. Valensi primer merupakan valensi yang dapat terionisasi, disebut dengan bilangan oksidasi. Sedangkan valensi sekunder merupakan valensi yang tidak dapat terionisasi, disebut dengan bilangan koordinasi.
  2. Jumlah valensi sekunder suatu ion adalah tertentu, misal: ion Pt4+, Co3+, Fe3+ bervalensi sekunder 6. Ion Pd2+, Pt2+, Cu2+, Ni2+ bervalensi 4 dan ion Cu+, Ag+, Au+, Hg+ bervalensi 2.
  3. Valensi sekunder harus dipenuhi oleh anion/molekul netral yang mempunyai pasangan electron bebas (misal:halide, sianida, ammonia, amin dan air).
  4. Dalam sebuah senyawa, valensi sekunder harus dipenuhi secara sempurna, baru kemudian dilanjutkan dengan valensi primer.
  5. Valensi sekunder memiliki ruangan dan bentuk geometri tertentu. Valensi sekunder 4 dari ion nikel berbentuk tetrahedral, dari ion tembaga berbentuk bujur sangkar dan valensi sekunder 6 dari Co atau Cr berbentuk octahedral.
 Contoh Senyawa Kompleks
NAMA SENYAWA
NAMA LIGAN
SINGKATAN ATAU RUMUS KIMIA
Asetonitril
Asetonitril
MeCN
Etilenadiamina
Etilenadiamina
en
Piridina
Piridina
py
2,2’-bipiridina
2,2’-bipiridina
bpy
1,10-fenantrolina
1,10-fenantrolina
phen
Trifenilfosfina
Trifenilfosfina
PPh3
Trifenilstibina
Trifenilstibina
SbPh3
Trisikloheksilfosfina
trisikloheksilfosfina
Pcy3
Amonia
Amina
NH3
Hidrogen sulfida
Sulfan
H2S
Hidrogen telurida
Telan
H2Te
Karbon monoksida
Karbonil
CO
Nitrogen monoksida
Nitrosil
NO

Rumus Kimia
Nama Ion
Nama Ligan
ONO-
Nitrit
Nitrito
NO2-
Nitrit
Nitro
ONO2-
Nitrat
nitrato
OSO2-
Sulfit
Sulfito
OSO32-
Sulfat
Sulfato
SCN-
Tiosianat
Tiosianato
NCS-
Isotiosianat
isotiosianato

Ligan
Nama senyawa
Nama ligan
MeCN
Asetonitril
Asetonitril
En
Etilenadiamina atau 1,2-diaminoetana
Etilenadiamina
Py
Piridina
Piridina
AsPh3
trifenillarsina
trifenillarsina
Phen
1,10-fenantrolina atau o-fenantrolina
1,10-fenantrolina
Perkecualian


H2O
Air
Aqua
NH3
Amonia
Amina atau azana
H2S
Hidrogen sulfida
Sulfan
H2Te
Hidrogen telurida
Telan
CO
Karbon monooksida
Karbonil
CS
Karbon monosulfida
Tiokarbonil
NO
Nitrogen monooksida
Nitrosil
NO2
Nitrogen monooksida
Nitril
NS
Nitrogen monosulfida
Tionitrosil
SO
Nitrogen monoksida
Sulfinil atau tionil
SO2
Belerang dioksida
Sulfonil atau sulfulir

Kompleks
Spesi yang ada
Nama
[Cu(NH3)4]2+
Cu2+ dan 4NH3
ion tetraaminatembaga(II), atau Ion tetraaminatembaga(2+)
[Co(NH3)4Cl2]+
Co3+, 4NH3, dan 2Cl‾
ion tetraaminadiklorokobalt(II) atau ion tetraaminadiklorokobalt(1+)
[Pt(NH3)4]2+
Pt2+, dan 4NH3
ion tetraaminaplatina(II) atau iontetraaminaplatina(2+)
[Ru(NH3)5(NO2)]+
Ru2+, 5NH3, dan NO2
ion pentaaminanitrorutenium(II) atau ion pentaaminanitrorutenium(1+)

Kompleks
Spesi yang ada
Nama
[PtCl4]2
Pt2+ dan 4Cl‾
Ion tetrakloroplatinat(I) atau ion tetrakloroplatinat(2-)
[Ni(CN)4]2
Ni2+ dan 4CN‾
Ion tetrasianonikelat(II) atau ion tetrasianonikelat(2-)
[Co(CN)6]3
Co3+ dan 6CN‾
Ion heksasianokobaltat(III) atau ion heksasianokobaltat(3-)
[CrF6]3
Cr3+ dan 6F‾
Ion heksafluorokromat(III) atau ion heksasianofluorokromat(3-)
[MgBr4]2
Mg2+ dan 4Br‾
Ion tetrabromomagnesat(II) atau Ion tetrabromomagnesat(2-)
K3[Fe(CN)6]3
:
Kalium heksasianoferat(III) atau kalium heksasianoferat(3-)
K4[Fe(CN)6]
:
Kalium heksasianoferat(II) atau kalium heksasianoferat(4-)
[CoN3(NH3)5]SO4
:
Pentaaminaazidokobalt(III) sulfat atau Pentaaminaazidokobalt(2+) sulfat
[Cu(NH3)4]SO4
:
Pentaaminatembaga(II) sulfat atau Pentaaminatembaga(2+) sulfat
[Cu(NH3)4] [PtCl4]
:
Tetraaminatembaga(II) tetrakloroplatinat(II) atau tetraamina tembaga(2+) tetrakloroplatinat(2-)
[Co(NH3)6] [Cr(CN)6]
:
Heksaaminakobalt(III) heksasianokromat(III) atau heksasianokobalt(3+) heksasianokromat(3-)

Ion kompleks
Atom pusat
b.o atom pusat
[Co(NH3)6]3+
Co3+
+3
[Co(CN)6]3
Co3+
+3
[Cu(NH3)4]2+
Cu2+
+2
[Fe(CN)6]3
Fe3+
+3
[Pd(NH3)4]2+
Pd2+
+2
[PtCl4]2
Pt2+
+2

Kompleks
b.o atom pusat
Kompleks
b.o atom pusat
[V(CO)6]
0
[V(CO)6] ‾
-1
[Cr(CO)6]
0
[Cr(CO)5]2
-2
[Fe(CO)5]
0
[Mn(CO)5] ‾
-1
[Co(Cp)2]
0
[Fe(CO)4]2
-2
[Ni(CO)4]
0
[Re(CO)4]3
-3


Berikut ini contoh penerapan tata nama senyawa kompleks:
Rumus Molekul
Nama Senyawa Kompleks

CaCl2.2H2O
kalsium klorida dihidrat (nama garam biasa)
K4[Fe(CN)6]
kalium heksasianidoferat(II) atau kalium heksasianidoferat(4-) atau tetrakalium heksasianidoferat
[Cu(H2O)2(NH3)4]SO4
tetraaminadiaquatembaga(II) sulfat atau tetraaminadiaquatembaga(2+) sulfat

[CoCl2(NH3)4]Cl
tetraaminadikloridokobalt(III) klorida atau tetraaminadikloridokobalt(1+) klorida
[Co(H2O)6]2+
ion heksaaquakobalt(II) atau ion heksaaquakobalt(2+)
[Cr(NH3)6](NO3)3
heksaaminakromium(III) nitrat atau heksaaminakromium(3+) nitrat
Co(py)2(NH3)2(NO2)2]NO3
diaminadinitrodipiridinkobalt (III) nitrat
[Ni(en)3](SO2)
trisetilendiaminanikel(II) sulfat atau trisetilendiaminanikel(2+) sulfat

Klasifikasi Senyawa Kompleks
Ditinjau dari teori asam-basa, ligan dari senyawa kompleks merupakan basa Lewis, sedangkan ion logam pusat merupakan asam Lewis.
Berdasarkan Jumlah Pasangan Elekron Yang Disumbangkan Dalam Ikatan Kompleks, ligan dikelompokkan menjadi:
1. Ligan monodentat : ligan yang hanya mampu memberikan 1 pasang electron kepada    satu ion logam pusat.



Contoh :
  • Ligan ∏ : CO, C2H4, RCN, PH3, PCl3, R2S, AsR3, AsCl3, N2, NO
  • Ligan σ : NH3, NR3, N2H4, R2O, ROH, R3PO, R3AsO, R2SO, H2O, piridin(py)
  • Semua ion halida
2. Ligan bidentat : ligan yang memiliki 2 atom donor sehingga mampu memberikan 2 pasang electron. Hasil pembentukan ikatan kordinasi menghasilkan struktur amin dengan ion logam (disebut sebagai cincin kelat). Ligan ini terkenal diantara ligan polidentat. Ligan bidentat yang netral termasuk diantaranya anion diamin, difosfin, dieter.
Contoh:
ligan
Ligan Bidentat








3. Ligan polidentat: ligan-ligan yang mememiliki lebih dari 2 atom donor
ligan
Ligan polidentat tidak selalu menggunakan semua atom donornya untuk melakukan ikatan koordinasi.

Berdasarkan pada jenis ikatan koordinasi yang terbentuk, ligan dikelompokkan menjadi :
  1. Ligan yang tidak mempunyai electron sesuai untuk ikatan ∏ dan orbital osong sehingga ikatan yang terbentuk hanya ikatan σ. Contoh : H-, NH3, -SO32-, RNH2
  2. Ligan yang mempunyai 2atau 3 PEB yang selain untuk membentuk ikatan σ juga untuk membentuk ikatan ∏. Contoh : N3-, O2-, H2O, CO, dll
  3. Ligan yang tidak mempunyai PEB, tetapi memiliki electron ikatan ∏. Contoh : alkane, alkena, alkuna, benzene, siklopentadienil
  4. Ligan yang dapat membentuk 2 ikatan σ denngan 2 atom logam terpisah dan kemudian membentuk jembatan. Contoh: OH-, Cl-, F-, NH2-, O2-, CO, SO42-, dan O2-.
Menurut Pearson ligan and ion logam dapat dikelompokkan ke dalam atom keras (hard) dan lunak (soft).
  1. Ion logam dengan orbital d hampir kosong/terisi penuh electron yang tidak dapat digunakan untuk pembentukan ikatan ∏ disebut ASAM KERAS dan ligan yag dapat membentuk kompleks secara kuat dengan logam tersebut disebut BASA KERAS. Contoh: logam alkali, alkali tanah, Al, Ga, Ir, Sn, Pb, Ti, Zn, dll.
  2. Ion logam dengan orbital d hamper penuh dan dapat membentuk ikatan ∏ dengan ligan disebut LOGAM LUNAK sedangkan ligannya disebut BASA LUNAK. Contoh: Cu(I), Hg(II), Pd(II), Pt(II), dll
Ligan Ambidentat
Beberapa jenis ligan memiliki lebih dari satu pasang elektron bebas yang bisa digunakan dalam pembentukan ikatan, sehingga dapat terikat pada logam melalui atom yang berbeda. Ligan semacam ini disebut sebagai ligan ambidentat.
Contoh :
v  NO2- : nitro                  ONO- : nitrito
Ligan nitro berikatan dengan logam melalui pasangan elektron bebas pada atom N. Adapun ligan nitrito berikatan dengan logam melalui psangan elektron bebas yang dimiliki oleh atom O
v  SCN- : tiosianato         NCS- : isotiosiano
Tiosianat terikat pada logam melalui atom S. Sedangkan isotiosianta membentuk ikatan dengan logam melalui pasangan elektron bebas yang dimiliki oleh atom N
Atom pada ligan yang berikatan dengan logam dapat pula ditunjukkan dengan menuliskannya dalam huruf kapital
Contoh :
v  [Co(NH3)5(NO2)]Cl2            (kuning-kecoklatan)
Pentaamminnitrokobalt(III) klorida
pentaamminnitrito-N-kobalt(III) klorida
v  [Co(NH3)5(ONO)]Cl2           (merah)
Pentaamminnitritokobalt(III) klorida
Pentaamminnitrito-O-kobalt(III) klorida

Ligan Jembatan
Pada sejumlah kompleks, terdapat lebih dari satu atom logam sebagai atom pusat dari kompleks tersebut. Kedua atom logam dihubungkan oleh ligan yang berfungsi sebagai jembatan dengan menghubungkan 2 atom logam tersebut. Ligan semacam ini disebut sebagai ligan jembatan
Ligan yang berfungsi sebagai ligan jembatan pada penulisannya diberi awalan μ. Jika ada dua atau lebih ligan jembatan, dinyatakan sebagai di-μ atau μ-di,tri-μ atau μ-tri, dan seterusnya
Urutan ligan jembatan dalam penulisan nama kompleks disesuaikan secara alfabetis dengan ligan-ligan lainnya dalam kompleks tersebut .


Aturan Penulisan Nama Ligan
(a)          Nama dari ligan yang bermuatan negatif beri akhiran –o, contohnya:
Ffluoro
Cl- = kloro
Br- = bromo
I- = iodo
H- = hidrida
OH- = hidrokso
O2- = okso
O2-2 = perokso
HS- = merkapto
S2- = thio
CN- = siano
NO2- = nitro
(b)         Ligan yang tidak bermuatan atau netral tidak diberi akhiran khusus. Contohnya meliputi NH3 (amina), H2O (akua), CO (karbonil) dan NO (nitrosil). Ligan N2 dan O2 disebut dinitrogen dan dioksigen. Ligan organik biasanya disebut dengan nama lazimnya, contohnya fenil, metil, etilendiamin, piridin, trifenilfosfin
(c)          Walaupun jarang ada, ligan yang bermuatan positif diberi akhiran –ium, misalnya NH2NH3+ (hidrazinium)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar