BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel
hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam
makanan berfungs isebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal
dari hewan atau tumbuhan.
Sintesa protein adalah penyusunan
amino pada rantai polipeptida. DNA berfungsi sebagai bahan geneticuntuk sel
baik prokariot maupun eukariot, karena prokariot tidak memiliki system
internal,DNA tidak terpisahkan dari inti sel lainnya. Pada Eukariot DNA
terletak di inti dipisahkandari sitoplasma oleh selubung inti. Proses sintesis
protein terbagi atas transkripsi dantranslasi. Seperti kita ketahui DNA sebagai
media untuk proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan terikat
oleh protein histon. Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya
didahului signal dari luar akan kebutuhan suatu protein atau molekullain yang
dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain
di tingkat sel maupun jaringan Kandungan informasi DNA, materi genetik,
terdapat dalam bentuk urutan nukleotida yang spesifik di sepanjang untai DNA.
Tetapi bagaimana informasi tersebut dihubungkan dengan sifat-sifat yang
diwarisi suatu organisme? Atau dengan kata lain, apa yang sebenarnya diutarakan
oleh gen? Dan bagaimana pesan tersebut diterjemahkan oleh sel ke dalam sifat
yang spesifik, seperti rambut coklat atau tipe golongan darah A? Ingat kembali
kacang ercis Mendel. Salah satu karakter yang dipelajari pada kacang ercis
adalah panjang batang.
Variasi
dalam satu gen tunggal menentukan perbedaan antara varietas (tanaman) kacang
ercis yang tinggi dan yang kerdil. Mendel tidak mengetahui dasar fisiologis
dari perbedaan fenotipik tersebut, namun para ahli tumbuhan menjelaskan sebagai
berikut: Kacang yang kerdil kekurangan hormon pertumbuhan yang disebut
geberrelin, yang merangsanga pertumbuhan normal pada batang. Kacang yang kerdil
jika diberi hormone giberelin akakn menunjukkan perumbuhan yang normal. Apa
yang menyebabkan kacang yang kerdil tidak dapat mensintesis hormon giberelin
sendiri? Tanaman tersebut ternyata tidak mempunyai suatu protein penting, yaitu
suatu enzim yang diperlukan untuk sintesis hormon giberelin.Contoh di atas
menggambarkan bahasan utama dari sintesis protein. Oleh karena pentingnya
sintesis protein bagi fungsi dan fisiologi tubuh, maka disusunlah makalah
sederhana ini untuk membantu memberikan informasi mengenai sintesis protein.
1.2
Rumusan masalah
- Apakah yang dimaksud dengan sintesa atau sintesis protein
- Bagaimanakah proses metabolisme protein
- Bagaimanakah proses dari replikasi DNA
- Bagaimanakah proses dari Transkripsi dan Translasi DNA
- Bagaimanakah proses dari siklus urea
1.3
Tujuan
- Dapat mengetahui apakah yang dimaksud sintesa atau sintesis protein
- Dapat mengetahui metabolism protein
- Dapat mengetahui bagaimanakah proses dari replikasi DNA
- Dapat mengetahui bagaimanakah proses dari Transkripsi Translasi DNA
- Dapat mengetahui bagaimanakah proses dari siklus urea
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Protein
Protein adalah senyawa organik
kompleks dengan berat molekul tinggi, protein merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Protein mengandung molekul karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk hidup dan virus (wikipedia). fungsi utama protein
Sebagai enzim, Alat pengangkut dan penyimpan Misalnya hemoglobin mengangkut
oksigen dalam eritrosit sedangkan mioglobin mengangkutoksigen dalam
otot,penunjang mekanis, Media perambatan impuls syaraf misalnya berbentuk
reseptor, dan Pengendalian pertumbuhan.
2.2 Fungsi protein
Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel mkahluk hidup dan virus.
Protein memiliki berbagai fungsi seperti :
- Protein merupakan enzim atau subunit enzim, misalnya ribonuklease,tripsin.
- Protein berperan dalam fungsi structural atau mekanis misalnya protein yang membentuk batang dan sendi ketoskerlileton.
- Protein juga terlibat dalam system kekebalan (imun) sebagai antibody misalnya Trombin.
- Protein sebagai system pengendali dalam bentuk hormone, misalnya insulin,hormone tumbuh atau auksin
- Protein sebagai komponen penyimpan atau nutrient,misalnya kasein(susu),ovalgumin(telur),gliadin(gandum) dan transportasi hara tumbuhan.
- Protein sebagai salah satu sumber gizi dan berperan sebagai sumber asam amino bagi organism yang tidak dapat membentuk asam amino sendiri .
- Pada organisme lain protein memiliki fungsi lain seperti monelin , pada suatu tanaman yang memiliki rasa manis.
Ciri-ciri
tumbuhan yang kekurangan protein yaitu :
- Tanaman tumbuh kerdil
- Daun menguning karena kekurangan klorofil,lebih lanjut mongering dan rontok
- Tulang-tulang dibawah permukaan daun tampak pucat
- Pertumbuhan tanaman lambat kerdil dan lemah
- Produksi bunga dan biji rendah
- Jaringan tanaman mengering dan mati.
2.3 Struktur Protein
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa
struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga),
dan kuartener (tingkat empat):
- struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
- struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
- alpha helix (α-helix, “puntiran-alfa”), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
- beta-sheet (β-sheet, “lempeng-beta”), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
- beta-turn, (β-turn, “lekukan-beta”); dan
- gamma-turn, (γ-turn, “lekukan-gamma”).
- struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
- contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur
primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein
dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino
ditentukan dengan instrumen amino acid
analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi
Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan
tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur
sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR) Spektrum CD dari puntiran-alfa
menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta
menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi
struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum
FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I
dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa
diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350
asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih
kompleks, ada beberapa domain
yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di
dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen
penyusunnya. Bila struktur domain
pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing
komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener.
Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah,protein tersebut
tidak fungsional.
Sarbamil fosfat sintetase, sebuah enzim, merupakan katalis pada reaksi dengan substrat NH3, CO2 dan ATP menjadi sarbamil
fosfat,yang
kemudian diaktivasi oleh asam
N-asetilglutamat yang terbentuk dari asam glutamat dan asetil-KoA dengan enzim N-asetilglutamat sintetase. N-asetilglutamat merupakan
regulator yang penting dalam ureagenesis selain arginina, kortikosteroid dan protein yang lain.
Reaksi
kondensasi yang terjadi pada ornitina lantas memicu konversi sarbamil
fosfat menjadi sitrulina dengan bantuan enzim ornitina transarbamilase.Kemudian sitrulina dilepaskan dari
dalam matriks menuju sitoplasma, dan kondensasi terjadi dengan asam aspartat dan enzim argininosuksinat sintetase, membentuk asam
argininosuksinat, yang kemudian diiris oleh argininasuksinat
liase
menjadi asam fumarat dan arginina. Asam fumarat akan dioksidasi dalam
siklus
sitrat
di dalam mitokondria, sedangkan arginina akan teriris
menjadi urea dan ornitina dengan enzim arginase
hepatik.
Baik argininosuksinat liase maupun arginase diinduksi oleh rasa lapar, dibutiril
cAMP
dan kortikosteroid.
|
|
2.4 Metabolisme Protein
Meliputi:
Ø Degradasi protein (makanan dan
protein intraseluler) menjadi asam amino
Ø Oksidasi asam amino
Ø Biosintesis asam amino
Ø Biosintesis protein

2.5 Degradasi protein menjadi Asam
amino

Degradasi protein (makanan dan protein intraseluler) menjadi
asam amino
Jika
jumlah protein terus meningkat protein sel dipecah jadi asam amino untuk
dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak. Pemecahan protein jadi asam
amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau transaminasi.
1.
Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Reaksinya
adalah sebagai berikut:
alanin
+ alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat
2.
Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino. Reaksinya
adalah sebagai berikut:
asam
amino + NAD+ → asam keto + NH3
NH3
merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal sehingga
harus diubah dahulu jadi urea (di hati) agar dapat dibuang oleh ginjal.
Jika hati ada kelainan (sakit) menyebabkan proses perubahan NH3 menjadi urea
terganggu sehingga terjadi penumpukan NH3 dalam darah hal ini dapat
mengakibatkan uremia. NH3 bersifat racun dan dapat meracuni otak, hal ini
disebut coma. Karena hati yang rusak maka disebut Koma hepatikum
Deaminasi
maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein menjadi zat yang dapat
masuk kedalam siklus Krebs. Zat hasil deaminasi / transaminasi yang dapat masuk
siklus Krebs adalah: alfa ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat, oksaloasetat,
sitrat
Pembongkaran
protein menjadi asam amino memerlukan bantuan dari enzim-enzim protease dan air
untuk mengadakan proses hidrolisis pada ikatan-ikatan peptida. Hidrolisis ini
juga dapat terjadi, jika protein dipanasi, diberi basa, atau diberi asam.
Dengan cara demikian, kita dapat mengenal macam-macam asam amino yang tersusun
di dalam suatu protein.
Namun,
kita tidak dapat mengetahui urut-urutan susunannya ketika masih berbentuk
molekul protein yang utuh. Di samping itu, asam amino dapat dikelompokkan
menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial.
2.6.1 Asam amino esensial
Asam
amino esensial atau asam amino utama adalah asam amino yang sangat diperlukan
oleh tubuh dan harus didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel-sel tubuh
manusia tidak dapat mensintesis sendiri. Asam amino esensial hanya dapat
disintesis oleh sel-sel tumbuhan. Contoh asam amino esensial, yaitu leusin,
lisin, histidin, arginin, valin, treonin, fenilalanin, triptofan, isoleusin,
dan metionin.
2.6.2Asam amino nonesensial
Asam
amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis sendiri oleh tubuh
manusia. Contohnya: tirosin, glisin, alanin, dan prolin.
Fungsi
protein bagi tubuh sebagai berikut.
1.
Membangun sel-sel yang rusak.
2.
Sumber energi.
3.
Pengatur asam basa darah.
4.
Keseimbangan cairan tubuh.
5.
Pembentuk antibodi
2.7
Oksidasi Asam amino
v Pada umumnya , degradasi asam amino dimulai dengan pelepasan gugus
amino → menghasilkan kerangka C → di ubah menjadi senyawa antara metabolisme utama tubuh
v Metabolisme
asam amino pada umumnya terjadi di hati
v Kejadian
diluar liver → di bawa ke hati → dieksresikan
Ammonia → digunakan kembali untuk proses biosintesis
→ dieksresi secara langsung atau diubah terlebih dahulu menjadi asam urat/ urea
·
Vertebrata terrestrial → urea → ureotelic
·
Burung dan reptil → asam urat → uricotelic
·
Binatang di air →
ammonia → ammonotelic
|
v Proses transminasi: prosres yang
mana suatu gugus amino dipindahkan,biasnya dari Glu→suatu α- keto acid dan
reaksi ini menghasilkan asam amino yang terkait plus α-ketoglutarat
o
Reaksi
transminasi dikartalis oleh enzim transminase (aminotransferase)
![]() |
o Reaksi transminasi membutuhkan
koenzim piridoxal phosphate (PLP) yang berasal dari vitamin B6
v degradasi asam amino berlanjut
dengan pelepasan gugus amino→ diekskresi
o didalam mitokondria → reaksi
deaminasi oxidative → dikatalisis oleh l-qluatamate dehyrogenase (enzim
terdapat dalam matrik mitokondria)
Degradasi asam amino
juga dimulai dengan pelepasan gugus amino sehingga menghasilkan kerangka
C yang diubah menjadi senyawa antara metabolisme utama tubuh. Metabolisme
asam amino pada umumnya terjadi di hati. Kelebihan di luar liver dibawa ke hati
Ammonia digunakan
kembali untuk proses biosintesis. diekskresi secara langsung atau diubah
terlebih dahulu menjadi asam urat /
urea.
Amonia
bersifat toksik bagi jaringan hewan.
Pengubahan ammonia menjadi urea terjadi di
dalam hati
Ammonia menjadi menjadi glutamin dan akan di
transport ke hati
Glutamin
- tidak toksik, bersifat netral dan dapat lewat melalui sel membran secara langsung.
- merupakan bentuk utama untuk transpor ammonia sehingga terdapat di dalam darah lebih tinggi dari asam amino yang lain
juga
berfungsi untuk sumber gugus amino pada berbagai reaksi biosintesis
2.7 Biosintesis Protein
Penyusunan protein yang merupakan bagian dari protoplasma
berbentuk suatu rantai panjang, sedangkan molekul protein-protein yang lain
mirip bola. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer
peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari
anak inti sel, sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein terdiri dari 3 tahapan
besar yaitu:
a)
Transkripsi.
DNA membuka menjadi 2 rantai terpisah. Karena mRNA berantai
tunggal, maka salah satu rantai DNA ditranskripsi (dicopy). Rantai yang
ditranskripsi dinamakan DNA sense atau template dan kode genetik yang dikode
disebut kodogen. Sedangkan yang tidak ditranskripsi disebut DNA
antisense/komplementer. RNA Polimerase membuka pilinan rantai DNA dan
memasukkan nukleotida-nukleotida untuk berpasangan dengan DNA sense sehingga
terbentuklah rantai mRNA.
b)
Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida
atau kodon yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang
menyusun suatu polipeptida atau protein. Transkripsi dan translasi
merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein. Translasi hanya
terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi.
Molekul mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam
bentuk kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Tempat translasi ini ialah ribosom, partikel kompleks
yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai
polipeptida. Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya
dibawa oleh tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke
dalam kompleks mRNA-ribosom
Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau
urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang
menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan berpasangan
dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang
spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon tRNA saling berpasangan dengan tiga
nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam amino tertentu.
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi)
yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini
memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama
proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan
sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat),
suatu molekul yang mirip dengan ATP.
2.7.1 Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA,
sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit
ribosom. Dalam kompleks inisisasi, ribosom “membaca” kodon pada mRNA. Pembacaan
dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan
ribosom yang datang untuk membaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan
beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk
sate, di mana tusuknya adalah “mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”. Dengan
demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika
kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC
dan asam amino metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom.
Ribosom
di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang spesifik antara antikodon
tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh
protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.
2.7.2 Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino
ditambahkan satu per satu diawali dari asam amino pertama (metionin). Ribosom
akan terus bergerak dan membaca kodon-kodon di sepanjang mRNA. Masing-masing
kodon akan diterjemahkan oleh tRNA yang membawa asam amino yang dikode oleh
pasangan komplemen antikodon tRNA tersebut. Di dalam ribosom, metionin yang
pertama kali masuk dirangkaikan dengan asam amino yang di sampingnya membentuk
dipeptida.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon berikutnya. Asam amino
berikutnya dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga
membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu
berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino
guna dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan
antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat.
Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk
mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom
besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida
yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.
2.7.3 Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut
hingga ribosom mencapai kodon stop. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG,
dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak
sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian
“diproses” menjadi protein.
2.8 Skema daur protein,asam
amino,katabolisme dan anabolisme
2.9
Sintesis protein.
Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi
struktural dan fungsional dari sel. Protein struktural menghasilkan beberapa
komponen sel dan beberapa bagian diluar sel seperti kutikula,serabut dan
sebagainya. Protein fungsional (enzim dan hormon) mengawasi hamper semua kegiatan
metabolisme , biosintesis, pertumbuhan, pernapasan dan perkembangbiakan dari
sel. Namun demikian sebuah sel tidak mungkin membuat protein yang dibutuhkan
oleh individu yang bersel banyak. Sintesis protein adalah proses pembentukan
protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis
protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom.
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai
polipeptida. Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai
polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA
merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke
generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam
amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA
melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang
spesifik. Menurut (Suryo, 2008:59-61) DNA merupakan susunan kimia
makromolekular yang komplek, yang terdiri dari tiga macam molekul yaitu : Gula
pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam pospat, dan Basa nitrogen,
dibedakan atas dua tipe dasar yaitu : pirimidin {sitosin (S) dan timin (T)} dan
purin {adenine (A) dan guanine (G)}.
Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri
spesifik suatu jenis makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik
dari DNA ke asam amino (protein). Konsep tersebut dikenal dengan dogma genetik.
Tahap pertama dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi
mRNA. Tahap kedua dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode
genetik pada RNA menjadi urutan asam amino. Dogma genetik dapat digambarkan
secara skematis sebagai berikut.
DNA
transkripsi RNA translasi Protein
BAB III
KESIMPULAN
Protein
merupakan enzim atau subunit enzim, misalnya ribonuklease,tripsin.
- Protein berperan dalam fungsi structural atau mekanis misalnya protein yang membentuk batang dan sendi ketoskerlileton.
- Protein juga terlibat dalam system kekebalan (imun) sebagai antibody misalnya Trombin.
- Protein sebagai system pengendali dalam bentuk hormone, misalnya insulin,hormone tumbuh atau auksin
- Protein sebagai komponen penyimpan atau nutrient,misalnya kasein(susu),ovalgumin(telur),gliadin(gandum) dan transportasi hara tumbuhan.
- Protein sebagai salah satu sumber gizi dan berperan sebagai sumber asam amino bagi organism yang tidak dapat membentuk asam amino sendiri .
- Pada organisme lain protein memiliki fungsi lain seperti monelin , pada suatu tanaman yang memiliki rasa manis.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,
S..2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : Gramedia
Kusumah.
1977. Biokimia (protein, enzim, danasam nukleat). Bandung: ITBPurwo Arbianto.
Lehningger,
Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia (jilid 1). Jakarta:ErlanggaMuhamad
The
Biology Project-Biochemistry Edisi: 28 Januari 2003Almatsier: Prinsip Dasar
Ilmu
McGilvery,Robert
W. Kusumah. 1977. Biokimia (protein, enzim, danasam nukleat). Bandung: ITBPurwo
Arbianto.
Poedjiadi,Anna.2006.Dasar-Dasar
Biokimia.Jakarta : Universitas Indonesia
Schumm,Dorothy
E..1993.Intisari Biokimia.Jakarta : Binarupa Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar