Jumat, 19 September 2014

Metabolisme protein



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungs isebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan.
            Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida. DNA berfungsi sebagai bahan geneticuntuk sel baik prokariot maupun eukariot, karena prokariot tidak memiliki system internal,DNA tidak terpisahkan dari inti sel lainnya. Pada Eukariot DNA terletak di inti dipisahkandari sitoplasma oleh selubung inti. Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dantranslasi. Seperti kita ketahui DNA sebagai media untuk proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya didahului signal dari luar akan kebutuhan suatu protein atau molekullain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun jaringan Kandungan informasi DNA, materi genetik, terdapat dalam bentuk urutan nukleotida yang spesifik di sepanjang untai DNA. Tetapi bagaimana informasi tersebut dihubungkan dengan sifat-sifat yang diwarisi suatu organisme? Atau dengan kata lain, apa yang sebenarnya diutarakan oleh gen? Dan bagaimana pesan tersebut diterjemahkan oleh sel ke dalam sifat yang spesifik, seperti rambut coklat atau tipe golongan darah A? Ingat kembali kacang ercis Mendel. Salah satu karakter yang dipelajari pada kacang ercis adalah panjang batang.
Variasi dalam satu gen tunggal menentukan perbedaan antara varietas (tanaman) kacang ercis yang tinggi dan yang kerdil. Mendel tidak mengetahui dasar fisiologis dari perbedaan fenotipik tersebut, namun para ahli tumbuhan menjelaskan sebagai berikut: Kacang yang kerdil kekurangan hormon pertumbuhan yang disebut geberrelin, yang merangsanga pertumbuhan normal pada batang. Kacang yang kerdil jika diberi hormone giberelin akakn menunjukkan perumbuhan yang normal. Apa yang menyebabkan kacang yang kerdil tidak dapat mensintesis hormon giberelin sendiri? Tanaman tersebut ternyata tidak mempunyai suatu protein penting, yaitu suatu enzim yang diperlukan untuk sintesis hormon giberelin.Contoh di atas menggambarkan bahasan utama dari sintesis protein. Oleh karena pentingnya sintesis protein bagi fungsi dan fisiologi tubuh, maka disusunlah makalah sederhana ini untuk membantu memberikan informasi mengenai sintesis protein.
1.2  Rumusan masalah
  • Apakah yang dimaksud dengan sintesa atau sintesis protein
  • Bagaimanakah proses metabolisme protein
  • Bagaimanakah proses dari replikasi DNA
  • Bagaimanakah proses dari Transkripsi dan Translasi DNA
  • Bagaimanakah proses dari siklus urea
1.3  Tujuan
  • Dapat mengetahui apakah yang dimaksud sintesa atau sintesis protein
  • Dapat mengetahui metabolism protein
  • Dapat mengetahui bagaimanakah proses dari replikasi DNA
  • Dapat mengetahui bagaimanakah proses dari Transkripsi Translasi DNA
  • Dapat mengetahui bagaimanakah proses dari siklus urea













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Protein
            Protein adalah senyawa organik kompleks dengan berat molekul tinggi, protein merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein mengandung molekul karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus (wikipedia). fungsi utama protein Sebagai enzim, Alat pengangkut dan penyimpan Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit sedangkan mioglobin mengangkutoksigen dalam otot,penunjang mekanis, Media perambatan impuls syaraf misalnya berbentuk reseptor, dan Pengendalian pertumbuhan.

2.2 Fungsi protein
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel mkahluk hidup dan virus. Protein memiliki berbagai fungsi seperti :
  1. Protein merupakan enzim atau subunit enzim, misalnya ribonuklease,tripsin.
    1. Protein berperan dalam fungsi structural atau mekanis misalnya protein yang membentuk batang dan sendi ketoskerlileton.
    2. Protein juga terlibat dalam system kekebalan (imun) sebagai antibody misalnya Trombin.
    3. Protein sebagai system pengendali dalam bentuk hormone, misalnya  insulin,hormone tumbuh atau auksin
    4. Protein sebagai komponen penyimpan atau nutrient,misalnya kasein(susu),ovalgumin(telur),gliadin(gandum) dan transportasi hara tumbuhan.
    5.  Protein sebagai salah satu sumber gizi dan berperan sebagai sumber asam amino bagi organism yang tidak dapat membentuk asam amino sendiri .
    6. Pada organisme lain protein memiliki fungsi lain seperti monelin , pada suatu tanaman yang memiliki rasa manis.

Ciri-ciri tumbuhan yang kekurangan protein yaitu :
  1. Tanaman tumbuh kerdil
  2. Daun menguning karena kekurangan klorofil,lebih lanjut mongering dan rontok
  3. Tulang-tulang dibawah permukaan daun tampak pucat
  4. Pertumbuhan tanaman lambat kerdil dan lemah
  5. Produksi bunga dan biji rendah
  6. Jaringan tanaman mengering dan mati.

2.3 Struktur Protein                                                           
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):
  • struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
  • struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
    • alpha helix (α-helix, “puntiran-alfa”), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
    • beta-sheet (β-sheet, “lempeng-beta”), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
    • beta-turn, (β-turn, “lekukan-beta”); dan
    • gamma-turn, (γ-turn, “lekukan-gamma”).
    • struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
    • contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR) Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah,protein tersebut tidak fungsional.






Sarbamil fosfat sintetase, sebuah enzim, merupakan katalis pada reaksi dengan substrat NH3, CO2 dan ATP menjadi sarbamil fosfat,yang kemudian diaktivasi oleh asam N-asetilglutamat yang terbentuk dari asam glutamat dan asetil-KoA dengan enzim N-asetilglutamat sintetase. N-asetilglutamat merupakan regulator yang penting dalam ureagenesis selain arginina, kortikosteroid dan protein yang lain.
Reaksi kondensasi yang terjadi pada ornitina lantas memicu konversi sarbamil fosfat menjadi sitrulina dengan bantuan enzim ornitina transarbamilase.Kemudian sitrulina dilepaskan dari dalam matriks menuju sitoplasma, dan kondensasi terjadi dengan asam aspartat dan enzim argininosuksinat sintetase, membentuk asam argininosuksinat, yang kemudian diiris oleh argininasuksinat liase menjadi asam fumarat dan arginina. Asam fumarat akan dioksidasi dalam siklus sitrat di dalam mitokondria, sedangkan arginina akan teriris menjadi urea dan ornitina dengan enzim arginase hepatik. Baik argininosuksinat liase maupun arginase diinduksi oleh rasa lapar, dibutiril cAMP dan kortikosteroid.















 2.4 Metabolisme Protein
Meliputi:
Ø  Degradasi protein (makanan dan protein intraseluler) menjadi asam amino
Ø  Oksidasi asam amino
Ø  Biosintesis asam amino
Ø  Biosintesis protein



















2.5 Degradasi protein menjadi Asam amino
gg.png 





















Degradasi protein (makanan dan protein intraseluler) menjadi asam amino
Jika jumlah protein terus meningkat protein sel dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak. Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau transaminasi.
1.      Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Reaksinya adalah sebagai berikut:
alanin + alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat
2.      Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino. Reaksinya adalah sebagai berikut:
asam amino + NAD+ → asam keto + NH3
NH3  merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal sehingga harus diubah dahulu jadi urea (di hati)  agar dapat dibuang oleh ginjal. Jika hati ada kelainan (sakit) menyebabkan proses perubahan NH3 menjadi urea terganggu sehingga terjadi penumpukan NH3 dalam darah hal ini dapat mengakibatkan uremia. NH3 bersifat racun dan dapat meracuni otak, hal ini disebut coma. Karena hati yang rusak maka disebut Koma hepatikum
Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein menjadi zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs. Zat hasil deaminasi / transaminasi yang dapat masuk siklus Krebs adalah: alfa ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat, oksaloasetat, sitrat
Pembongkaran protein menjadi asam amino memerlukan bantuan dari enzim-enzim protease dan air untuk mengadakan proses hidrolisis pada ikatan-ikatan peptida. Hidrolisis ini juga dapat terjadi, jika protein dipanasi, diberi basa, atau diberi asam. Dengan cara demikian, kita dapat mengenal macam-macam asam amino yang tersusun di dalam suatu protein.
Namun, kita tidak dapat mengetahui urut-urutan susunannya ketika masih berbentuk molekul protein yang utuh. Di samping itu, asam amino dapat dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial.






2.6.1 Asam amino esensial
Asam amino esensial atau asam amino utama adalah asam amino yang sangat diperlukan oleh tubuh dan harus didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel-sel tubuh manusia tidak dapat mensintesis sendiri. Asam amino esensial hanya dapat disintesis oleh sel-sel tumbuhan. Contoh asam amino esensial, yaitu leusin, lisin, histidin, arginin, valin, treonin, fenilalanin, triptofan, isoleusin, dan metionin.

2.6.2Asam amino nonesensial
Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis sendiri oleh tubuh manusia.  Contohnya: tirosin, glisin, alanin, dan prolin.
Fungsi protein bagi tubuh sebagai berikut.
1. Membangun sel-sel yang rusak.
2. Sumber energi.
3. Pengatur asam basa darah.
4. Keseimbangan cairan tubuh.
5. Pembentuk antibodi
2.7  Oksidasi Asam amino
v  Pada umumnya , degradasi asam amino dimulai dengan pelepasan gugus amino → menghasilkan kerangka C → di ubah menjadi  senyawa antara metabolisme utama tubuh
v  Metabolisme asam amino pada umumnya terjadi di hati
v  Kejadian diluar liver → di bawa ke hati → dieksresikan
 Ammonia → digunakan kembali  untuk proses biosintesis
   → dieksresi secara langsung atau diubah terlebih dahulu  menjadi asam urat/ urea
·         Vertebrata  terrestrial urea ureotelic
·         Burung dan reptil asam urat uricotelic
·         Binatang di air → ammonia → ammonotelic



v  Proses transminasi: prosres yang mana suatu gugus amino dipindahkan,biasnya dari Glu→suatu α- keto acid dan reaksi ini menghasilkan asam amino yang terkait plus α-ketoglutarat
o   Reaksi transminasi dikartalis oleh enzim transminase (aminotransferase)


 









o   Reaksi transminasi membutuhkan koenzim piridoxal phosphate (PLP) yang berasal dari vitamin B6
v  degradasi asam amino berlanjut dengan pelepasan gugus amino→ diekskresi
o   didalam mitokondria → reaksi deaminasi oxidative → dikatalisis oleh l-qluatamate dehyrogenase (enzim terdapat dalam matrik mitokondria)


 Degradasi asam amino juga dimulai dengan pelepasan gugus amino sehingga  menghasilkan kerangka C yang diubah menjadi senyawa antara metabolisme utama tubuh.  Metabolisme asam amino pada umumnya terjadi di hati. Kelebihan di luar liver dibawa ke hati
 Ammonia digunakan kembali untuk proses biosintesis. diekskresi secara langsung atau diubah terlebih  dahulu menjadi asam urat / urea.

Amonia bersifat toksik bagi jaringan hewan.
 Pengubahan ammonia menjadi urea terjadi di dalam hati
 Ammonia menjadi menjadi glutamin dan akan di transport ke hati
 Glutamin
  • tidak toksik, bersifat netral dan dapat lewat melalui sel membran secara langsung.
  • merupakan bentuk utama untuk transpor ammonia sehingga terdapat di dalam darah lebih tinggi dari asam amino yang lain
juga berfungsi untuk sumber gugus amino pada berbagai reaksi biosintesis
2.7 Biosintesis Protein
Penyusunan protein yang merupakan bagian dari protoplasma berbentuk suatu rantai panjang, sedangkan molekul protein-protein yang lain mirip bola. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein terdiri dari 3 tahapan besar yaitu:
a)      Transkripsi.
DNA membuka menjadi 2 rantai terpisah. Karena mRNA berantai tunggal, maka salah satu rantai DNA ditranskripsi (dicopy). Rantai yang ditranskripsi dinamakan DNA sense atau template dan kode genetik yang dikode disebut kodogen. Sedangkan yang tidak ditranskripsi disebut DNA antisense/komplementer. RNA Polimerase membuka pilinan rantai DNA dan memasukkan nukleotida-nukleotida untuk berpasangan dengan DNA sense sehingga terbentuklah rantai mRNA.
b)      Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida atau kodon yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Transkripsi dan translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein. Translasi hanya terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam bentuk kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Tempat translasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida.  Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom
Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon tRNA saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam amino tertentu.
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.

2.7.1  Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. Dalam kompleks inisisasi, ribosom “membaca” kodon pada mRNA. Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang datang untuk membaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk sate, di mana tusuknya adalah “mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”. Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom.
Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.

2.7.2  Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu diawali dari asam amino pertama (metionin). Ribosom akan terus bergerak dan membaca kodon-kodon di sepanjang mRNA. Masing-masing kodon akan diterjemahkan oleh tRNA yang membawa asam amino yang dikode oleh pasangan komplemen antikodon tRNA tersebut. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan asam amino yang di sampingnya membentuk dipeptida.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon berikutnya. Asam amino berikutnya dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.

2.7.3  Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga ribosom mencapai kodon stop. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak  sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian “diproses” menjadi protein.









2.8 Skema daur protein,asam amino,katabolisme dan anabolisme





















2.9 Sintesis protein.
Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi struktural dan fungsional dari sel. Protein struktural menghasilkan beberapa komponen sel dan beberapa bagian diluar sel seperti kutikula,serabut dan sebagainya. Protein fungsional (enzim dan hormon) mengawasi hamper semua kegiatan metabolisme , biosintesis, pertumbuhan, pernapasan dan perkembangbiakan dari sel. Namun demikian sebuah sel tidak mungkin membuat protein yang dibutuhkan oleh individu yang bersel banyak. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom.
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida. Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik. Menurut (Suryo, 2008:59-61) DNA merupakan susunan kimia makromolekular yang komplek, yang terdiri dari tiga macam molekul yaitu : Gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam pospat, dan Basa nitrogen, dibedakan atas dua tipe dasar yaitu : pirimidin {sitosin (S) dan timin (T)} dan purin {adenine (A) dan guanine (G)}.
Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik suatu jenis makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik dari DNA ke asam amino (protein). Konsep tersebut dikenal dengan dogma genetik. Tahap pertama dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi mRNA. Tahap kedua dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode genetik pada RNA menjadi urutan asam amino. Dogma genetik dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut.
DNA transkripsi RNA translasi Protein



BAB III
KESIMPULAN
Protein merupakan enzim atau subunit enzim, misalnya ribonuklease,tripsin.
    1. Protein berperan dalam fungsi structural atau mekanis misalnya protein yang membentuk batang dan sendi ketoskerlileton.
    2. Protein juga terlibat dalam system kekebalan (imun) sebagai antibody misalnya Trombin.
    3. Protein sebagai system pengendali dalam bentuk hormone, misalnya  insulin,hormone tumbuh atau auksin
    4. Protein sebagai komponen penyimpan atau nutrient,misalnya kasein(susu),ovalgumin(telur),gliadin(gandum) dan transportasi hara tumbuhan.
    5.  Protein sebagai salah satu sumber gizi dan berperan sebagai sumber asam amino bagi organism yang tidak dapat membentuk asam amino sendiri .
    6. Pada organisme lain protein memiliki fungsi lain seperti monelin , pada suatu tanaman yang memiliki rasa manis.










DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S..2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : Gramedia

Kusumah. 1977. Biokimia (protein, enzim, danasam nukleat). Bandung: ITBPurwo Arbianto.

 Lehningger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia (jilid 1). Jakarta:ErlanggaMuhamad

The Biology Project-Biochemistry Edisi: 28 Januari 2003Almatsier: Prinsip Dasar Ilmu

McGilvery,Robert W. Kusumah. 1977. Biokimia (protein, enzim, danasam nukleat). Bandung: ITBPurwo Arbianto.

Poedjiadi,Anna.2006.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta : Universitas Indonesia

Schumm,Dorothy E..1993.Intisari Biokimia.Jakarta : Binarupa Aksara







Tidak ada komentar:

Posting Komentar