Rabu, 17 September 2014

Pemanfaatan radio isotop dalam bidang pertanian




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunianya, sehingga makalah tentang ”Pemanfaatan Radio Isotop dalam bidang Pertanian” ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata kuliah” Radiokimia” DR.IIS SITI JAHRO, M. Si . Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat makalah mengenai pemanfaatan RadioIsotop dalam bidang Pertanian ini.
Makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan yang penulis dapat dari berbagai sumber, baik dari buku –buku kimia maupun internet. Dengan demikian makalah ini  membahas tentang pengertian, bagaimana sifat Radioisotop itu sendiri, bagaimana cara memperoleh tersebut manfaat  yang terkandung didalamnya. 
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum begitu memadai, terutama di bagian pembahasan materi  tentang masalah radio Isotop tersebut. Oleh karena itu,  dengan adanya kekurangan tersebut penulis menerima kritik dan saran dari Dosen untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir  kata  penulis mengucapkan terima kasih, dan semoga makalah ini bermanfaat.

                                                                                                                               
Medan, Maret 2013
Penulis


Misael Pasaribu



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Isotop berasal dari kata iso+topos yang berarti “sama tepat” dengan sistem periodik. Isotop ialah dua atom atau lebih yang bernomor atom sama, tetapi nomor massanya berbeda. Jumlah elektron setiap isotop sama, oleh sebab itu isotop-isotop memiliki sifat kimia sama.Beberapa isotop mempunyai sifat radioaktif. Teknologi yang memanfaatkan radioaktif dikenal dengan istilah teknologi nuklir, sedangkan isotop yang bersifat radioaktif disebut radioisotop, dan zat yang bersifat radioaktif disebut zat radioaktif. Radioisotop banyak digunakan dalam bidang kesehatan, pertanian, perikanan, peternakan, arkeologi, industri, hidrologi dan listrikan. Zat Radioaktif pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun 1898, Marie curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie menemukan dua unsur  lain  dari   batuan  uranium   yang   jauh   lebih   aktif   dari   uranium.   Kedua   unsur   itu  mereka   namakan   masing-masing   polonium  (berdasarkan   nama   Polonia,   negara asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari kata Latin radiare yang berarti bersinar). Ternyata,     banyak    unsur   yang   secara   alami     bersifat   radioaktif.   Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom     83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil  kecuali teknesium  dan promesium.   Isotop   yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif  atau   radioisotop,   sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut isotop stabil. Dewasa   ini, radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan.
Radionuklida/ Radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif yang mampu memancarkan Radiasi. Radioisotop dapat terjadi secara lamiah maupun sengaja dibuat manusia untuk reaktor penelitian.( herry, 1997)
Pengunaan   radioisotop   sebagai  perunut didasarkan pada ikataan bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang   sama   dengan   isotop   stabil.   Jadi  suatu   isotop   radioaktif   melangsungkan reaksi    kimia,    yang   sama     seperti   isotop   stabilnya ( Jalil, 2000).
1.2 Tujuan Penulisan
a.       Mengetahui apa yang dimaksud dengan radioisotop.
b.      Mengetahui sifat positif dari radiasi.
c.       Mengetahui aplikasi radioisotop di bidang pertanian.
d.      Mengetahui resiko dari penggunaan radiasi.

1.3 Rumusan Masalah
 a .   Bagaimana suatu unsur dapat dikatakan radioisotop?
b.  Apa saja aplikasi radioisotop dalam bidang pertanian serta resiko yang dapat ditimbulkan?

  
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Radio Isotop
Radioisotop atau radionuklida adalah isotop dari zat radioaktif. Radioisotop mampu memancarkan radiasi. Radioisotp dapat terjadi secara alamiah maupun sengaja dibuat oleh manusia dalam reaktor penelitian. Peran radioisotop sbagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas yang dimilikinya. Pertama, radioisotop memancarkan radiasi dmanapun dia berada dan mudah dideteksi. Radioisotop ibarat lampu yang tak pernah padam senantiasa memancarkan cahayanya. Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu ( Radiotivitas) hanya merupakan fungsi atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik temperatur, tekanan, pH. Sebagai perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari sistem itu, baik sistern fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau. Radio isotop juga berperan dalam bidang kedokteran, pertanian, industri, hidrologi, dan biologis.

Radionuklida atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. radionuklida mampu memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia dalam reaktor penelitian. Produksi radionuklida dengan proses aktivasi dilakukan dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga berubah sifat menjadi radioaktif.Banyak isotop buatan yang dapat dimanfaatkan antara lain Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99, dan I-131.


2.2 Sifat Sifat Radio Isotop

Peran radioisotop sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas yang dimilikinya.
Pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada dan mudah dideteksi. Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam senantiasa memancarkan cahayanya.Radioisotopdalam jumlah sedikit sekali pun dapatdengan mudah diketahui keberadaannya. Dengan teknologi pendeteksian radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per satu trilyun gram) pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radioisotop dalam bentuk carrier free (murni tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke seluruh penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima oleh masing-masing orang dapat diukur secara tepat.
Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. Penurunan radioaktivitas ditentukan oleh waktu paro, waktu yang diperlukan agar intensitas radiasi menjadi setengahnya. Waktu paro ini merupakan bilangan khas untuk tiap-tiap radioisotop. Misalnya karbon-14 memiliki waktu paro 5.730 tahun, sehingga radioaktivitasnya berkurang menjadi separonya setelah 5.730 tahun berlalu. Seluruh radioisotop yang telah berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu paronya. Waktu paro radioisotop bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan tahun. Waktu paro ini merupakan faktor penting dalam pemilihan jenis radioisotop yang tepat untuk keperluan tertentu.
Ketiga, intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa yang disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan kimia yang berperan adalah elektron, utamanya elektron pada kulit atom terluar, sedangkan peluruhan radioisotop merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.
Keempat, radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-isotop lain dari unsur yang sama. Radioisotop karbon-14, misalnya, memiliki karakteristik kimia yang sama dengan karbon-12.
Kelima, radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya tembus yang besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat ditembus oleh radiasi gamma, utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini mempermudah dalam pendeteksian.

2.3 Zat Radio Aktif dan Radio Isotop

Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar katode mengahasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat menghitamkan film potret, walupun film tersebut terbungkus kertas hitam. Karena belum mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata sinar X adalah suatu radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan berkecepatan tinggi yaitu sinar katode dengan suatu materi (anode).
Sekarang sinar X disebut juga sinar rontgen dan digunakan untuk rontgent yaitu untuk mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam. Penemuan sinar X membuat Henry Becguerel tertarik untuk meneliti zat yang bersifat fluorensensi, yaitu zat yang dapat bercahaya setelah terlebih dahulu mendapat radiasi (disinari), Becquerel menduga bahwa sinar yang dipancarkan oleh zat seperti itu seperti sinar X. Secara kebetulan, Becquerel meneliti batuan uranium.
Ternyata dugaan itu benar bahwa sinar yang dipancarkan uranium dapat   menghitamkan film potret yang masih terbungkus kertas hitam. Akan tetapi, Becqueret menemukan bahwa batuan uranium memancarkan sinar berdaya tembus tinggi dengan sendirinya tanpa harus disinari terlebih dahulu. Penemuan ini terjadi pada awal bulan Maret 1986. Gejala semacam itu,yaitu pemancaran radiasi secara spontan, disebut keradioaktifan, dan zat yang bersifat radioaktif disebut zat radioaktif.
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun 1898, Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie menemukan dua unsur lain dari batuan uranium yang jauh lebih aktif dari uranium. Kedua unsure itu mereka namakan masing-masing polonium (berdasarkan nama Polonia, negara asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari kata Latin radiare yang berarti bersinar). Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif. Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radio isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan.
Atom terdiri atas inti atom dan elektron- elektro yang beredar mengitarinya. Reaksi kimia biasa (seperti reaksi pembakaran dan penggaraman), hanya menyangkut perubahan pada kulit atom, terutama elektron pada kulit terluar, sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi yang    menyangkut perubahan pada inti disebut reaksi inti atau reaksi nuklir (nukleus=inti).
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang stabil maupun,inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan reaksi kimia biasa.
Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan damai (bukan tujuan militer)  baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai sumber tenaga dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang.

2.3.1.      Sinar-sinar Radioaktif :
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negative diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.

2.3.1.a.       Sinar alfa ( α )
Sinar alfa  merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki  massa yang besar, daya tembus sinar alfa  paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit.
Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu  mengakibatkan media yang dilaluinya mengalam ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium 42.


2.3.1.b.   Sinar beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan -le dan   bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan  notasi 0-1e. Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam udara kering dan dapat menembus kulit.

2.3.1.c.    Sinar gamma ( γ )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa. Sinar  gamma dinyatakan  dengan notasi 0 y. Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif  buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik.

2.4      Satuan Radiasi
Berbagai satuan digunakan untuk menyatakan intensitas atau jumlah radiasi bergantung pada jenis yang diukur.

2.4.a.       Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq)
Curie dan Bequerrel adalah satuan yang dinyatakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan waktu. Dalam system satuan SI, keaktifan  dinyatakan  dalam Bq. Satu Bq sama dengan satu disintegrasi per sekon.
1Bq = 1 dps
dps = disintegrasi per sekon
Satuan lain yang juga biasa digunakan ialah Curie. Satu Ci ialah keaktifan yang setara dari 1 gram garam radium, yaitu 3,7.1010 dps.
1Ci = 3,7.1010 dps = 3,7.1010 Bq

2.4.b.      Gray (gy) dan Rad (Rd)
Gray dan Rad adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah (dosis) radiasi yang diserap oleh suatu materi. Rad adalah singkatan dari 11radiation absorbed dose. Dalam sistem satuan SI, dosis dinyatakan dengan Gray (Gy). Satu Gray adalah absorbs 1 Joule per  kilogram materi.
1 Gy = 1 J/kg
Satu rad adalah absorbsi 10-3 joule energi/gram jaringan.
1 Rd = 10-3 J/g
Hubungan grey dengan fad
1 Gy = 100 rd

2.4.c.       Rem
Daya perusak dari sinar-sinar radioaktif tidak saja bergantung pada dosis tetapi juga pada jenis radiasi itu sendiri. Neutron, sebagai contoh, lebih berbahaya daripada sinar beta dengan dosis dan intensitas yang sama. Rem adalah satuan dosis setelah memperhitungkan pengaruh radiasi pada mahluk hidup (rem adalah singkatan dari radiation equiwlen for man).

2.5 Penggunaan Radioisotop
Pemanfaatan radioisotop semakin luas dalam berbagai bidang. Secara garis besar, penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan utama. Yaitu, sebagai perunut ( tracer ) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada pengertian bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk hidup. Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis, efek kimia maupun efek biologi (Nurlaila, 2002).
Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan radioisotop tersebut ke dalam suatu sistem (baik sistem fisika, kimia, maupun biologi). Karena radioisotop tersebut mempunya sifat kimia yang sama dengan sisten tersebut maka radioisotop yang telah ditambahkan dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perubahan senyawa pada sistem dapat dipantau. Penggunaannya dalam berbagai bidang antara lain bidang pertanian, bidang hidrologi, bidang biologis, bidang industry dan bidang kedokteran.
2.6  Pemanfaatan Radio Isotop dalam bidang Pertanian
          Pemanfaatan Radio Isotop dalam bidang Pertanian antara lain dalam bidang;
2.6.a. Pembentukan Bibit Unggul
Dalam bidang pertanian, radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul. Sinar gamma menyebabkan perubahan dalam struktur dan sifat kromosom sehingga memungkinkan menghasilkan generasi yang lebih baik, misalnya gandum dengan yang umur lebih pendek.
Selain sinar gamma, fosfor-32 (P-32) juga berguna untuk membuat benih tumbuhan yang bersifat lebih unggul dibandingkan induknya. Radiasi radioaktif ini ke tanaman induk akan menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan. Ionisasi inilah yang menyebabkan turunan akan mempunyai sifat yang berbeda dari induknya. Kekuatan radiasi yang digunakan diatur sedemikian rupa hingga diperoleh sifat yang lebih unggul dari induknya.
  
2.5.b. Pemupukan dan Pemberantasan Hama dengan Serangga Mandul
Radioisotop fosfor dapat dipakai untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh tanaman. Ada jenis tanaman yang mengambil fosfor sebagian dari tanah dan sebagian dari pupuk. Berdasarkan hal inilah digunakan fosfor radioaktif untuk mengetahui pola penyebaran pupuk dan efesiensi pengambilan fosfor dari pupuk oleh tanaman.  Radioisotop yang digunakan sebagai perunut dalam penelitian efisiensi pemupukan tanaman
adalah fosfor-32 (32P). Teknik perunut dengan radioisotop akan memberikan cara pemupukan yang tepat dan hemat.
Teknik radiasi juga dapat digunakan untuk memberantas hama dengan menjadikan serangga mandul.
Dengan radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, sehingga timbul kemandulan pada serangga jantan. Kemandulan ini dibuat di laboratorium dengan cara hama serangga diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah disinari hama tersebut dilepas di daerah yang terserang hama, sehingga diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul yang dilepas, sehingga telur itu tidak akan menetas.
           Radio isotop juga dapat digunakan dalam upaya pemberantasan hama. Radioisotop dapat meradiasi sel – sel kelamin hama jantan sehingga menjadi mandul. Selanjutnya, hama – hama jantan yang mandul ini di lepas kembali sehingga hama betina tidak akan dapat berkembang biak
a.       Stroberi tampa radiasi, yang berjamur setelah di simpan beberapa hari
b.      Stroberi yang tetap segar setelah penyimpanan dua minggu karena telah disterilisasi dengan cara radiasi

2.6.c. Pengawetan Makanan
Pada musim panen, hasil produksi pertanian melimpah. Beberapa dari hasil pertanian itu mudah busuk atau bahkan dapat tumbuh tunas, contohnya kentang. Oleh karena itu diperlukan teknologi untuk mengawetkan bahan pangan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan irradiasi sinar radioaktif. Radiasi ini juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.

2.6.d Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.

2.6.e Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat disimpan lebih lama.
2.6.f Untuk mencegah timbulnya penyakit padat Tumbuhan
Penyakit tumbuhan yang disebabkan jamur merupakan masalah pertanian yang utama. Upaya mengatasinya adalah pengontrolan penyakit itu secara kimiawi Penelusuran dengan radioisotop, misalnya dengan sulfur-35, dimungkinkan untuk mengukur pertumbuhan kimiawi dalam spora-spora tunggal dan mengikuti zat kimia sekujur tanaman. Orang bisa mempelajari siklus kehidupan mikroorganisme  dan memahami bagaimana suhu dan kelembaban mempengaruhi siklus itu.
Orang juga bias menemukan perubahan kimiawi dalam sel tanaman yang membuat tanaman itu mudah diserang jamur. Penelusuran radioisotope dapat menentukan serangga predator yang senang memangsa serangga hama pemakan tanaman. Hama dibuat radioaktif, dan jejaknya ditemukan dengan detector di dalam serangga predator.

 
 BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan damai (bukan tujuan militer)  baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai sumber tenaga dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang.
1.      Dalam bidang pertanian untuk membentuk bibit unggul, dan dalam penyimpanan makanan pun radioisotop diperlukan
2.      Penggunaan Radioisotop zat radioaktif yang sangat luas dewasa ini dapat menimbulkan berbagai sensasi dalam kehidupan
3.      Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan.
Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan radioisotop tersebut ke dalam suatu sistem (baik sistem fisika, kimia, maupun biologi). Karena radioisotop tersebut mempunya sifat kimia yang sama dengan sisten tersebut maka radioisotop yang telah ditambahkan dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perubahan senyawa pada sistem dapat dipantau.

B.   SARAN
2.    Penggunaan radioaktif dan radioisotop hendaknya dibarengi pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
3. Diharapkan penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia.






DAFTAR PUSTAKA

Anwar,budiman.2005. 1700 Bank Soal Bimbingan dan Pemantapan Kimia. Bandung : Yrama Widya.
Astatin (UPDATED!). “Kegunaan Radioisotop”. http://imperfectionsts.wordpress.com/2010/10/17/kegunaan-radioisoitop/. (diakses 17 februari 2013).
Allingger, Norman.1993. Organic Chemistry. New york: Gracindo
Badan Tenaga Atom Nasional. 1998. Pengembangan dan Penelitian Aplikasi Isotop Dan Radiasi. Jakarta: Jumatom
Guru muda (dot) com. “Penggunaan Radioisotop”. http://gurumuda.com/bse/penggunaan-radioisotop/. (diakses 15 februari 2013)
Prawestiana, Vera. Penggunaan Radioisotop dalam Kehidupan.
Susilowati, Endang. 2009. Theory and Application of Chemistry 3. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
http://www.scribd.com/doc/38154431/PENGGUNAAN-RADIOISOTOP/. (diakses 23 februari 2013)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar